Masalah
ekonomi timbul sebagai akibat adanya kenyataan kenyataan di bawah ini:
1. Jumlah dan macam ragam
kebutuhan manusia sangat banyak, dan
2. Alat pemuas kebutuhan, relatif
dibandingkan dengan kebutuhan manusia tersebut di atas, sangat terbatas.
Dari
masa pra sejarah sampai jaman modern seperti sekarang ini belum pernah kita
jumpai suatu masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan hidupnya telah dapat
terpenuhi seluruhnya. Masyarakat yang dikatakan masih primitif kebutuhan mereka
baik jumlah maupun macamnya relatif tidak banyak bila dibandingkan dengan
kebutuhan masyarakat modern. Akan tetapi oleh karena kemampuannya untuk
menghasilkan barang barang dan jasa-jasa yang langsung dapat memenuhi kebutuhan
mereka sangat kecil juga, rnaka banyak dan kebutuhan mereka yang pemenuhan nya
terbatas dalam angan-angan mereka belaka.
Dengan
semakin majunya peradaban manusia, manusia menjadi semakin cerdas dan semakin
banyak alat kapital yang mereka miliki; yang semuanya ini meningkatkan
kemampuan mereka dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang
selanjutnya dapat mereka pergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akan
tetapi meningkatnva kemam puan mereka menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa
tersebut hampir senantiasa diikuti, dibarengi, bahkan tidak jarang pula
didahuiui oleh timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru. Meningkatnya kebutuhan
mereka tersebut demikian cepatnya, sehingga bangsa yang pa maju di dunia dewasa
mi, masih pula merasakan keterbatasan mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka
yang semakin beraneka ragam teori.
Menghadapi
kenyataan tidak dapat terpenuhinya semua kebutuhan mereka, maka dengan sadar
atau tidak manusia bertendensi untuk bersikap rasional, yaitu sepanjang mereka
mempunyai pilihan, mereka akan memilih pilihan yang mendatangkan manfaat
sebesar-besarnya dan peng gunaan alat pemuas kebutuhan tertentu, atau memilih
pilihan yang menurut perhitungan mereka memerlukan korban paling kecil di
antara pilihan-pilihan lain untuk maksud pemenuhan kebutuhan tertentu.
Ilmu
yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
mengadakan pemilihan di antara berbagat alternatif pemakaian atas alat-alat
pemuas kebutuhan yang tersedianya relatif terbatas inilah yang kita sebut ilmu
ekonomi atau economics.
Ilmu ekonomi biasa dibagi dalam tiga
kelompok dasar, yaitu kelompok ekonomi deskriptif, kelompok teori ekonomi dan
kelompok ekonomi terapan. Ekonomi deskriptif atau descriptive economics,
mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan mengenai sesuatu
masalah ekonomi. Teori ekonomi yang biasa juga disebut economic theory atau
economic principles, yang selanjutnya dapat dipecah lagi ke dalam dua kelompok
besar, yaitu kelompok teori ekonomi mikro dan kelompok teori ekonomi makro.
1.
Teori
ekonomi mempelajari hubungan peristiwa ekonomi yang satu dengan yang lain dan
merumuskannya menjadi hukum ekonomi.
*teori ekonomi mikro: perilaku para konsumen secara
individu,para produsen secara individu,serta
hubungan antara keduanya. Contoh: biaya produksi, masalah harga,pasar.
*teori ekonomi makro melihat masalah ekonomi secara nasional
atau secara kaseluruhan(sering dikatakan secara datingte). Contoh: pendapatan
nasional,produksi nasional.
2.
Ekonomi
lukisan atau ekonomi deskriptif melukiskn atau menggambarkan keadaan ekonomi
dalam bentuk angka2,grafik,kurva, atau penyajian lainnya.
3.
Ekonomi
terapan merupakan pengaplikasian teori ekonomi untuk memecahkan permasalahan
bidang ekonomi tertentu.
4.
Ekonomi
sejarah: ilmu ekonomi yang bertugas memberikan gambaran serta pembahasan
tentang system perekonomian di berbagai negara dan perkembangan teori ekonomi
dari jaman ke jaman.
5.
Ekonomi
statistic bertugas mengumpulkan data tentang peristiwa ekonomi dan memberikan
gambaran tentang keadaan ekonomi yang akan datang.
2.
Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro mempelajari
variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah
tangga.
Dalam ekonomi
mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang
dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap
individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama
dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro
dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan
ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat
dari
|
Ekonomi
Mikro
|
Ekonomi
Makro
|
Harga
|
Harga ialah nilai dari suatu komoditas
(barang tertentu saja)
|
Harga adalah nilai dari komoditas
secara agregat (keseluruhan)
|
Unit
analisis
|
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi
secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen,
perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan
|
Pembahasan tentang kegiatan
ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han
ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
|
Tujuan
analisis
|
Lebih memfokuskan pada analisis
tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang
tepat.
|
Lebih memfokuskan pada analisis
tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan
|
Ekonomi
Makro, mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya
perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai
keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas
barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada
gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah produsen dan konsumen. Tradisi
berlandaskan teori Adam Smith. Ekonomi mikro dengan demikian memiliki ruang
lingkup pada produsen dan konsumen. Produsen dan konsumen tersebut dalam dunia
ekonomi yang nyata adalah individu-individu pada rumah tangga keluarga,
masyarakat, atau perusahaan.
Di
atas telah diungkapkan bahwa cabang ilmu ekonomi yang dapat kita sebut ilmu
ekonomi mikro, teori ekonomi mikro, microeconomics, atau singkatnya ekonomi
mikro, biasa didefinisikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari
perilaku pelaku-pelaku ekonomi. Apabila kita berpegang teguh pada definisi ini
kita harus berkesimpulan bahwa materi-bahas ilmu ekonomi mikro berupa perilaku
ekonomi rumah tangga keluarga, perilaku ekonomi rumah tangga perusahaan dan
perilaku ekonomi rumah tangga pemerintah.
Akan
tetapi rupa-rupanya para pemikir ekonomi berfikir pragmatis. Dalam mengisi
literatur ekonomi mikro para memikir ekonomi tidak mau terikat kepada definisi
ilmu ekonomi mikro seperti yang mereka lafalkan. Pertama-tama dapat
diketengahkan bahwa dengan mendasarkan kepada pertimbangan bahwa transaksi yang
dilakukan oleh pemerintah di samping nilainya secara keseluruhan sangat besar
juga tujuan utamanya sering-sering adalah untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian, maka kebanyakan pemikir ekonomi tidak memasukkan teori perilaku
ekonomi rumah-tangga pemerintah ke dalam disiplin ilmu ekonomi mikro.
- 1.) Teori Konsumen. Bagian dari ilmu
ekonomi mikro ini pada pokoknya membahas perilaku ekonomi rumah-rumah
tangga keluarga dalam menggunakan penghasilan mereka yang jumlahnya
terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan memperoleh tingkat
kepuasan yang maksimal. Selanjutnya dapat diketengahkan bahwa teori
konsumen mi memberi dasar teoritik konsepsi kurva permintaan konsumen,
suatu konsepsi yang peranan nya sangit besar dalam kita mencoba
menerangkan perilaku harga pasar.
- 2.) Teori
Badan Usaha. Bagian ini membahas tentang perilaku rumah tangga perusahaan
dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, dalam menentukan
harga satuan barang atau jasa yang dihasilkan, dan dalam menentukan
kombinasi sum ber-sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi,
yang semuanya ini didasarkan kepada asumsi bahwa yang ingin dikejar oleh
rumah tangga perusahaan adalah keuntungan sebesar-besarnya. Teori mi
memberikan dasar teoritik konsepsi kurva penawaran produsen.
- 3.) Teori
Harga Pasar. Bagian daripada ilmu ekonomi. mikro ini pada dasarnya
membahas perilaku harga pasar barang-barang dan jasa jasa. Teori mi,
seperti disinggung di atas banyak mernanfaati kesimpulan-kesimpulan
teoritik teori konsumen dan teori badan usaha, khususnya konsepsi
permintaan dan konsepsi penawaran yang dihasilkan oleh kedua teori
tersebut.
- 4.) Teori
Distribusi Pendapatan. Bagian daripada ilmu ekonomi mikro ini mencoba
menerangkan perilaku harga sumber-sumber daya, yang dapat berubah upah untuk
sumber daya manusia, bunga modal untuk sumber daya modal, dan sewa untuk
sumber daya alam. leon distnibusi pendapatan mi banyak menggunakan
kesimpulan teoritik teori rumah-tangga perusahaan dan teori perilaku
rumah-tangga keluarga.
- 5.) Teori
Keseimbangan Umum. Teori-teori yang disebutkan di atas, yaitu teori
konsumen, teori produsen, teoni harga pasar dan eori distribusi pendapatan
semuanya didasarkan kepada asumsi tidak adanya saling
pengaruh-mempengaruhj atau interdependensi antara kegiatan ekonomi pelaku
ekonomi yang satu dengan kegiatan ekonomi pelaku ekonomi lainnya. Dunia
yang nyata menunjukkan adanya hubungan interdependensi tersebut. Teori
ekonomi mikro yang dalam usaha menerangkan pembentukan harga, penentuan
kuantitas barang atau jasa yang dihasilkan dan yang dikonsumsi, dan
sebagainya seperti yang telah diuraikan di atas, mengikut sertakan ke
dalam analisa unsur saling pengaruh-mempengaruhi di antara pelaku pelaku
ekonomi tersebut, biasa disebut ana/isa keseimbangan- umum atau general equilibrium
analysis.
- 6.) Ekonomi
Kemakmuran atau Welfare Economics. Teoni-teoni ekonomi mikro sepertiyang
kita uraikan di atas, dan butir ke 1 sampai dengan butir ke 5, tidak
satupun yang memperhatikan skala preferensi masyarakat. Di lain fihak
cabang ilmu ekonomi mikro yang disebut welfare economics, dalam mencoba
menerangkan perilaku konsumen, produsen, harga dan sebagainya
mernperhatikan norma-norma etik masyarakat.
Asumsi-Asumsi
Yang Dipakai Teori Ekonomi Mikro
Di
atas telah disebutkan bahwa teori ekonomi, khususnya teori ekonomi mikro,
bekerja dengan menggunakan asumsi-asumsi. Dan asumsi-asumsi tersebut ada yang
berlaku sangat umum dalam arti dipakai oleh teori ekonomi, baik teori ekonomi
mikro maupun teori ekonomi makro; ada yang hanya dipakai oleh teori ekonomi
mikro saja atau oleh teori ekonomi makro saja; dan akhirnya ada pula yang hanya
dipakai untuk bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun bagian-bagian
tertentu ekonomi makro. Di bawah mi disajikan sedikit uraian mengenai beberapa
asumsi yang mendasari kebanyakan teori-teori ekonomi mikro.
Asumsi Umum.
Asumsi-asumsi di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro maupun
kebanyakan teori ekonomi lainnya
- Asumsi Rasionalitas. Asumsi ini
berlaku untuk semua teori ekonomi. Pelaku ekonomi yang diasumsikan
bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau economic man.
Penggunaan asumsi mi pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi
bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan;
yaitu yang dalam literatur terbiasa dengan sebutan utility maximization
assump tion. Sebaliknya dalam teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang
sama terjelma dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga perusahaan senantiasa
berusaha inemperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Asumsi ini dalani literatur
dikenal sebagai profit maximization assumption.
- Asumsi Ceteris Paribus. Sebutan
lain untuk asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau lain-lain
hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang dikehendaki oleh
asumsi mi ialah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang
secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang
tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan
sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus
dianggap tidak berubah.
- Asumsi Penyederhanaan. Meskipun
abstraksi sudah banyak sekali mengurangi kompleksnya permasalahan, agar
supaya permasalahan nya lebih mudah dianalisa dan difahami, sering-sering
kita perlu menyederhanakan persoalan lebih lanjut. Misalnya saja menurut
kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang clihadapi rumah tangga
keluarga tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi, nanti akan kita saksikan
misalnya pada Bab X, penggunaan analisa indiferen un tuk menerangkan teori
permintaan, jumlah macam barang yang bisa termuat dalam grafik paling
banyak hanya dua. mi memaksa kita menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya
menghadapi dua macam barang atau jasa.
Asumsi Khusus Ekonomi Mikro
Sebetulnya
tidak banyak asumsi yang hanya dipergunakan oleh teori ekonomi mikro, dalam arti
tidak dipergunakan sama sekali oleh teori ekonomi makro. Hal ini kiranya mudah
difahami kalau kita ingat hahwa yang membentuk perilaku perekonomian sebagai
suatu keseluruhan tidak lain adalah perilaku para pelaku ekonomi itu sendiri,
dengan demikian tidaklah mengherankan kalau kita jumpai bahwa teori ekonomi
makro banyak menggunakan teori-teori atau kesimpulan-kesimpulan teoritik
ekonomi mikro sebagai dasar analisanya.
Oleh
karena itulah maka yang kita maksud dengan asumsi khusus teori ekonomi mikro,
hanyalah terbatas kepada asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro
akan tetapi tidak selalu dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain. Dengan
menggunakan batasan ini kita dapat menyebut beberapa contoh asumsi khusus teori
ekonomi mikro. Antara lain yang penting ialah asumsi ekuilibrium parsial dan
asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian.
1.Asumsi ekuilibrium parsial. Untuk
sebagian besar model-model analisa ekonomi mikro, seperti juga halnya dengan
seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi berlakunya ekuilibrium parsial,
yang mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-balik antara
perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan
perekonomian di mana pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya saja, sebagai
akibat berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran
konsumsinya. Kalau tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam
kita membuat analisa kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran
konsumsi tersebut terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya juga terhadap
pendapatan mereka, dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap pola
pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium
parsial unsur pemantulan semacam itu tidak kita perhatikan.
2.Asumsi
tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian. Kelak kita akan menyaksikan
misalnya, apabila harga suatu barang mengalami perubahan, maka berapapun
kecilnya perubahan tersebut, selalu diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan
penyesuaian atau adjustment. Menurut kenyataan banyak hambatan-hambatan yang
menyulitkan pelaksanaan penyesuaian tersebut. Faktor-faktor, seperti misalnya
faktor psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan penghambat
terhadap penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan
menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara
mengurangi kortsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak
dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja
dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan
untuk mengadakan penyesuaian tersebut. Dalam teori ekonomi mikro kita
mengasumsikan bahwa hambatan hambatan terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.
3. Ekonomi Makro
Ilmu
ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat
(keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain: pendapatan nasional,
kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi,
pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari
masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut:
a. Sejauh mana berbagai sumber daya
telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah
dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada
sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under
employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja
penuh.
b. Sejauh mana perekonomian dalam
keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang
cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya
terjadi deflasi. Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan
tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya
bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk
Masalah Utama Ekonomi Makro dan
Instrumen Kebijakan
Untuk mengamati lebih jelas perhatikan
tabel sebagai berikut :
Masalah Utama (Goal of ME) Policy
Instruments
1. Output (GDP) Kebijakan moneter
2. Employment Kebijakan fiskal
3. Price level stability Kebijakan
moneter
Permasalahan Kebijakan Ekonomi
Makro:
a. Masalah jangka pendek atau
masalah stabilisasi. Meliputi; Inflasi, pengangguran dan ketimpangan neraca
pembayaran.
b. Masalah jangka panjang atau
masalah pertumbuhan. Meliputi; pertumbuhan ekonomi, dan pertambahan kapasitas
produksi
0 komentar:
Posting Komentar